Lejangmu sembab jiwa
berteriak saja tak cukupkan
lelah agar beranjak
lekaslah memahat hening
menangis agar tetesannya membasuh
tanah yang retak kepanasan
Disegala sudut dan ruang kosong
sang khatib masih berkisah
tentang nilai
meski tertutup mungkin
oleh kecewamu jiwa
Angin selatan yang tadi pagi
menyelusup ke poripori
masih menyisakan sejuknya
pada malam yang kau sunting
dengan beragam tanya
Maka bersajaklah dalam
taman hati dan fikir
lalu menapaki kembali tanggatangga
tazkiyah yang mungkin leler
karena pahit yang usang
seperti bara api
membakarmu jiwa
selalu.
imaainehilman-okt2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar